Lingga- kemeriahan HUT Kabupaten Lingga di isi berbagai acara kemeriahan, termasuk juga acara panggung puisi yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga pada Jum’at (22/11) malam tadi di panggung utama halaman Kantor Bupati Lingga yang menampilkan belasan pembaca puisi dari Negeri Bunda Tanah Melayu. Kegiatan yang merupakan rangkaian dari Semarak Lingga Terbilang 2020 itu juga menampilkan pembaca-pembaca puisi dari kalangan pelajar. Sabtu (23/11/2019)
Kadis Kebudayaan Kabupaten Lingga Muhammad Ishak mengatakan, Sempena memperingati Hari Jadi ke-16 Kabupaten Lingga tahun 2019 ini, alhamdulillah kita masukkan pembacaan puisi pada rangkaian Semarak Lingga Terbilang 2020. Alhamdulillah pada malam hari ini, kita tampilkan para seniman, para pembaca puisi andalan dari Kabupaten Lingga, dan termasuk juga anak-anak kita yang meraih juara pada Semarak Museum sebelumnya.
Dalam acara ini dipandu MC kondang dari Kabupaten Lingga, Edem Derry, mampu memukau masyarakat yang hadir pada malam acara tersebut. Dalam acara tersebut di hadiri beberapa pembaca puisi, diantaranya adalah Mastur Taher, Said Barakbah Ali, Sopie Anuar berkolaborasi dengan Ayoe Sri Wahyuni, Pipit Darmayanti, Syaradiba, Norman S, Alang Dilaut yang berkolaborasi dengan “Komunitas Dilaut”, dan beberapa pembaca lainnya, serta tampilan tari dari anak-anak Paud.
“Alhamdulillah dalam acara ini, ternyata mereka bisa memukau para penonton pada malam ini dan kita berharap ke depannya panggung-panggung puisi ini harus banyak disediakan supaya muncul bakat-bakat baru negeri bunda tanah Melayu ini. Setelah tadi kita melihat senior-senior membaca, itu memberikan semangat yang luar biasa. Tidak saja kepada anak-anak kita yang pandai membaca puisi, tetapi juga pada penonton dan bahkan MC ikut memberikan semangat. Apalagi diiringi musik oleh anak-anak muda dari Kabupaten Lingga yang luar biasa ini,” kata Muhammad Ishak.
Muhammad Ishak berharap, kegiatan-kegiatan seni budaya yang ada bisa berkembang di Kabupaten Lingga nantinya.
“Saya bersyukur alhamdulillah, mudah-mudahan ke depannya akan kita carikan panggung-panggung yang lain, kita buat panggung-panggung yang lain. Semoga kegiatan-kegiatan seni budaya hidup dan berkembang di Bunda Tanah Melayu ini,” kata Kadis Kebudayaan Kabupaten Lingga ini.
Sementara itu hadir juga tamu dari Singapura, Raja Muhammad Khalid Bin Raja Adnan yang juga merupakan waris Yang Dipertuan Muda Kesultanan Riau Lingga. Raja Muhammad Khalid mengaku kalau kegiatan serupa jarang digelar di negaranya.
“Kita dari Singapura jarang dapat melihat pagelaran puisi seperti ini. Tentunya ini sangat menarik dan bagus untuk anak-anak muda generasi yang akan datang, khususnya yang di Lingga ini untuk lebih sering menyemarakkan budaya Melayu, salah satunya puisi di masa yang akan datang,” ujar Raja Muhammad Khalid.
Raja Muhammad Khalid juga berniat untuk mengajak anak-anak muda Singapura untuk datang ke Lingga, melihat seni budaya yang ada di Negeri Bunda Tanah Melayu itu.
“Kalau di Singapura, agak kuranglah. Kita, masyarakat Melayu di Singapura terlalu sedikit. Jadi, budaya Melayu jarang diketengahkan. Kalau kita di Lingga melihat suasana begini, dengan puisinya, dengan semarak budayanya, kita jadi semangatlah. Kalau bisa, kita ingin menarik anak-anak muda di Singapura datang ke sini untuk melihat Budaya Melayu di Lingga ini,” kata Raja Muhammad Khalid.
Tidak hanya itu, Raja Muhammad Khalid juga berharap kepada pemuda di kabupaten Lingga agar dapat melestarikan kebudayaan yang telah ada.
“Kami berharap agar generasi muda di sini, lestarikanlah budaya Melayu agar berkembang di Kepulauan Riau dan bisa berpengaruh sampai ke negeri jiran, seperti Singapura, Malaysia dan Brunei,” ujar Raja Muhammad Khalid, yang saat itu didampingi oleh Said Barakbah Ali.
Sementara itu, salah satu penyair dari Lingga Saufi Anuar, berharap ke depannya pihak Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga bisa menerbitkan antologi puisi dari pengarang-pengarang puisi di Lingga.
“Malam puisi, sempena Hari Jadi ke-16 Kabupaten Lingga ini, menurut saya sangat mengesankan bisa tampil membaca puisi malam ini. Apalagi bersama dengan bapak Mastur Taher, Datok Said Barakbah Ali yang juga guru SMA saya dulunya. Saya merasakan sensasi yang luar biasa,” ujar Saufi Anuar.
Saufi Anuar juga berharap, Dinas Kebudayaan di Lingga bisa menerbitkan antologi puisi dari pengarang-pengarang Lingga, misalnya “Lingga dalam Puisi” karena penyuka puisi di Lingga semakin banyak dan punya potensi yang mumpuni. (Supprianto)