LINGGASATU.COM — Sepanjang Januari hingga Juli 2019, terdapat 31.000 hektare (Ha) sawah padi gagal panen. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, besaran tersebut persentasenya 0,38% dari luas lahan tanam sekitar 9 juta Ha.
“Data kekeringan nasional Januari sampai Juli kemarin itu yang puso 31.000 Ha. Ini hanya sedikit saja kok hanya nol koma sekian persen dari luas tanam,” ujar Suwandi di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (12/8/2019).
Suwandi menuturkan stok beras hingga akhir tahun 2019 tak akan terganggu meski lahan yang puso sudah mencapai 31.000 Ha.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan antisipasi kekurangan stok beras dengan menanam padi gogo atau padi yang dapat ditanam dengan kadar air lebih sedikit dibandingkan padi biasa, padi gogo juga biasanya ditanam di ladang bukan di sawah. Nantinya, Kementan akan menanam 500 Ha lahan bekas musim tanam (MT) 2 yang tersebar di 15 provinsi dengan padi gogo tersebut.
“Tahun ini kita akan banyak program di Agustus ini menanam 500 ribu Ha padi gogo. Ditanamnya di sawah yang bekas MT 2, bekas panen, yang sawahnya masih lembab atau basah sedikit. Padi gogo itu tersebar di 15 provinsi,” terang Suwandi.
Menurutnya, langkah tersebut dapat mengkompensasi sawah padi yang mengalami gagal panen.
“Jadi Insyaallah itu untuk kompensasi, jangan sampai di saat seperti ini tanaman tidak dilakukan,” ucapnya.
Suwandi mengungkapkan, program menanam padi gogo ini baru akan dilakukan untuk yang pertama kalinya.
“Kita kejar kompensasinya padi gogo. Kalau tahun lalu belum pernah menanam padi gogo di sawah. Kita ikuti perkembangannya selama dua bulan ini ya Agustus-September,” tandasnya. (FKR)