LINGGASATU.COM — Diduga karena penutup septic tank rapuh dan tidak ada penahan besi, empat warga Dusun Krajan, RT 01/ RW 02 Desa Karangpring, Kecamatan Sukorambi terperosok masuk ke dalam septic tankĀ
“Kedalaman septictank itu kurang lebih 6 meter, dan korban masih 1 keluarga. Ada 4 orang, terdiri dari satu perempuan dan 3 laki-laki,” ujar Kapolsek Sukorambi Ribut Budiono dikutip Detik com, Jumat (1/2/2019) malam.
Awal mula kejadian, kata Ribut, saat Ibu Nuraini (44) sedang berjalan melewati belakang toilet rumahnya. Namun secara tiba-tiba jalan yang ternyata di bawahnya septictank itu runtuh, dan korban terperosok masuk ke dalam septictank.
“Mungkin karena rapuh juga tidak ada rangka besinya, jadi terperosok,” sambungnya.
Mengetahui Nuraini terperosok masuk ke dalam septictank, saudaranya Amir (51) yang mengetahui bermaksud menolong. Namun malah ikut terperosok ke dalam. Selanjutnya Ahmad (33) kerabat keluarga lainnya membantu juga terperosok ikut masuk ke dalam.
“Mengetahui banyak keluarga terperosok ke dalam septictank, anaknya Amir yakmi Imam (19) juga ikut membantu, tetapi malah ikut terperosok ke dalam,” katanya.
Selanjutnya warga pun mendengar teriakan minta tolong dan segera melapor ke perangkat desa setempat.
“Saya pun berkoordinasi dengan polsek setempat dan pak kades untuk melaporkan peristiwa ini. Kami menunggu datangnya Basarnas,” ujar Kepala Dusun setempat Ramli.
Setelah Basarnaas datang, evakuasi pun dlakukan. Keempat korban berhasil dievakuasi. Namun mereka berempat ditemukan sudah dalam keadaan tewas.
Musibah itu membuat warga sekitar histeris karena kondisi semua korban saat evakuasi dalam kondisi meninggal semua.
Proses evakuasi pun membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam. Bahkan petugas Basarnas dan BPBD Jember total ada 15 orang membantu untuk mengeluarkan korban dari septictank. Secara bertahap upaya mengeluarkan korban dari kolam penampungan kotoran itu dilakukan satu persatu.
Dengan sistem tali temali dan teknik penyelamatan vertical rescue dipilih untuk proses evakuasi karena kolam pembuangan kotoran cukup dalam, kurang lebih 6 meter dan potensi jatuh. Sehingga proses evakuasi dilakukan satu persatu saat korban dikeluarkan dari dalam septictank.
Saat itu tim penyelamat satu orang turun dengan menggunakan alat lengkap layaknya penyelam, masuk ke dalam septictank. Pertama korban yang dikeluarkan adalah Imam karena posisinya paling terakhir saat masuk ke dalam septictank.
Saat itu tim penyelamat satu orang turun dengan menggunakan alat lengkap layaknya penyelam, masuk ke dalam septictank. Pertama korban yang dikeluarkan adalah Imam karena posisinya paling terakhir saat masuk ke dalam septictank.
“Sekitar pukul 5 sore berhasil diangkat, dan pertama kali diangkat adalah Imam,” kata salah satu anggota BPBD Jember Muhammad Farud.
Kemudian tidak lama setelah mengeluarkan Imam, korban berikutnya adalah Amir yang berhasil diangkat.
“Setelah korban kedua diangkat, tim mengganti tabung oksigen, karena stoknya habis, dan proses berlangsung aman,” sambungnya.
Setelah itu tim kembali turun ke septictank dan mengeluarkan korban Nuraini sekitar Pukul 18.46 WIB.
“Untuk korban Nuraini dapat dikeluarkan dulu, karena terlihat lebih dulu, sedang yang terakhir (Ahmad) karena tidak terlihat dari permukaan dan butuh dicari dulu,” kata Koordinator Pos Basarnas Jember Asnawi usai proses evakuasi.
Asnawi menyampaikan, saat proses evakuasi posisi korban saling bertumpuk. “Jadi satu persatu dikeluarkan dari dalam,” katanya.
Selanjutnya korban pun secara satu persatu dibawa ke depan musala setempat untuk disucikan dan proses otopsi tidak dilakukan di rumah sakit, tapi langsung di lokasi kejadian.
“Korban menerima hal ini sebagai musibah, dan proses otopsi oleh dokter dilakukan langsung di rumah duka. Setelah itu disucikan dan dimandikan untuk kemudian dimakamkan esok harinya,” pungkasnya.
Editor : Kiky