LINGGASATU.COM — Smartphone telah cukup kacau selama dekade terakhir. Menyusul rilis iPhone asli pada tahun 2007, pasar menjadi berantakan. Banyak perusahaan mencoba pendekatan yang berbeda. Beberapa sistem operasi berlomba-lomba untuk mendominasi, membuat pelanggan kesulitan menentukan produk mana yang sebaiknya dipilih.
Setelah Symbian, OS BlackBerry, Bada, Windows Phone, dan beberapa brand lainnya karam. Hanya dua raksasa ini masih tetap bersaing: Android vs iOS. Jika di lihat dari kegunaan dan fleksibel digunakan oleh user dalam keseharian, produk mana yang lebih sesuai dengan kebutuhanmu? Yuk, cari tahu!
Daftar Isi
Sepintas, Android vs iOS memiliki sistem operasi yang tampak sangat mirip (sejauh menyangkut GUI). Kendati akar keduanya dapat ditelusuri kembali ke Unix, iOS dan Android sangat berbeda dalam satu hal utama.
iOS merupakan sistem operasi seluler milik Apple yang digunakan terutama pada iPhone dan iPad, meskipun varian iOS juga digunakan dalam produk lain seperti Apple TV dan Apple Watch. iOS selalu dioptimalkan dan disesuaikan untuk memanfaatkan perangkat keras device secara maksimal. Apple pun terus mengawasi setiap perangkat lunak pihak ketiga yang dikembangkan untuk sistem operasi seluler mereka.
Sebaliknya, OS Android memang dikembangkan terutama oleh Google, tetapi merupakan OS open-source yang berbasis pada kernel Linux. Artinya, siapa pun bebas untuk meningkatkan, mengubah, dan mengadaptasinya sesuai keinginan mereka. Hal ini mengarah ke Android menjadi jauh lebih luas dan diimplementasikan dalam berbagai perangkat yang berbeda. Fleksibilitas ini pun berpengaruh terhadap biaya optimasi dan keamanan yang tidak lebih baik dibanding iOS.
Peforma
Banyak yang mengklaim bahwa iPhone memiliki “perangkat keras yang buruk”. Dan pada nilai nominalnya, hal tersebut memang tampak benar: layar beresolusi lebih rendah, jumlah RAM yang lebih kecil dari model Android yang bersaing. Jadi, apa kelebihannya?
Satu kata: optimasi. iOS tidak membutuhkan sejumlah besar RAM karena dapat menyimpan lebih dari selusin aplikasi hanya dengan 2GB. Sementara resolusi beberapa model mungkin tampak rendah, kerapatan piksel iPhone tetap lebih dari cukup. Terlebih, resolusi yang lebih rendah berarti lebih sedikit kerja untuk GPU yang dapat mengurangi penggunaan daya baterai.
Meskipun CPU Apple tampak cukup lemah selama bertahun-tahun, namun hal yang sama masih berlaku: karena optimasi sistem operasi yang luar biasa, CPU Apple secara konsisten mengungguli pesaing untuk waktu yang lama. Faktanya, bahkan iPhone generasi yang lebih tua cenderung mengalahkan flagships Android yang lebih baru dalam tolok ukur. Secara keseluruhan, sementara ponsel Android hampir selalu memiliki spesifikasi perangkat keras yang unggul di atas kertas, iPhone menawarkan kinerja yang lebih baik di sebagian besar kasus.
Sistem Tertutup vs Sistem Terbuka
Apabila kamu tidak menginginkan apapun di luar yang bisa kamu dapatkan melalui Apple, sistem tertutup yang ditawarkan iPhone bukan masalah. Namun, bila kamu merupakan pengguna iPhone yang ingin membeli e-book Amazon dari aplikasi Kindle atau menonton film Google Play menggunakan Play Film, iPhone mungkin bukan pilihan tepat.
Android yang merupakan open source jauh lebih terbuka untuk aplikasi alternatif. Jadi, jika perpustakaan musikmu didasarkan pada iTunes, maka kamu terkunci di iPhone. Bagi sebagian besar pengguna, ini adalah perbedaan yang tidak membuat perbedaan. Tetapi jika kamu lebih suka sistem terbuka daripada yang tertutup, hal ini merupakan pembeda yang penting.
Tidak ada sistem operasi yang lebih baik daripada yang lain, karena keduanya memiliki area di mana mereka unggul dan area di mana mereka memiliki beberapa kekurangan. Pertanyaan mana yang lebih baik sebagian besar bersifat subyektif dan sepenuhnya tergantung pada kebutuhan dan preferensimu sebagai pengguna. Semoga informasi di atas dapat membantumu menentukan pilihan antara Android vs iOS, ya! (FKR)
Source : Dewaweb