LINGGASATU.COM — Berbeda dari biasanya dua TPS di kota Cirebon ganti tinta pemilu dengan sati kunyit, seperti diketahui warna tinta pemilu yang dicelupkan pada jari merupakan sebagai penanda warga sudah melakukan pencoblosan.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat, Devisi Teknis Endun Abdul Haq mengatakan, hal tersebut memang telah menjadi kebiasaan di setiap Pemilu dan hal tersebut tidak dipermasalahkan.
“Di sana, sudah menjadi kebiasaan saat pemilu tidak menggunakan tinta tapi menggunakan alat penanda yaitu kunyit,” kata Komisioner KPU Endun, Senin (15/4).
Menurut Endun, penggunaan sari kunyit tersebut merupakan hasil kesepakatan warga Benda Kerep, Kelurahan Argasunya. Hal itu merupakan bagian dari kompromi agar warga di dua kampung yang dikenal tradisional dan religius itu agar bersedia berpartisipasi dalam pemilu.
“Jadi di komplek perkampungan itu memang khasanah. Mereka punya kepercayaan kalau pakai tinta tidak sah salat, tidak sah wudhu,” ujar Endun.
Ia menuturkan, hanya TPS tersebut yang menolak botol tinta yang disediakan KPU di pemilu serentak 2019 ini.
“Itu sudah sejak lama, dari pemilu sebelumnya sudah begitu. Hanya berlaku di tiga TPS di situ saja,” ujarnya.
Sementara itu, dilansir dari CNNIndonesia anggota KPU Jabar, Nina Yuningsih menyatakan penggunaan kunyit sudah menjadi kearifan lokal di daerah tersebut. “Untuk kunyitnya kita tidak menyediakan pengadaan. Tapi dari pihak penyelenggara lokal di sana yang mempersiapkan,” kata Nina.
Pemilu Serentak akan digelar pada Rabu ini, 17 April 2019. Masyarakat Indonesia memilih presiden–wakil presiden periode 2019-2024, juga memilih para anggota legislatif untuk periode yang sama.
Editor : Qiky