KUTIPAN.CO – Untuk menambah koleksi Museum Batam Raja Ali Haji, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam berencana akan memindahkan salah satu peninggalan Raja Ali Kelana yakni cerobong asap pabrik batu bata Batam Brick Works ke Museum Batam Raja Ali Haji.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Kota Batam, Muhammad Zen mengatakan, kegiatan tersebut merupakan survei awal Disbudpar terkait rencana pemindahan cerobong asap pabrik batu bata Batam Brick Works menjadi salah satu koleksi Musuem Batam Raja Ali Haji.
Lebih detail dijelaskan dia, cerobong asap yang terletak di Tanjung Uncang, depan PT Viking Engineering Kecamatan Batu Aji itu memiliki ukuran tinggi 3,5 meter, lebar 170 centi meter, diameter cerobong asap 65 centi meter, dan tebal bangunan 52 centi meter.
“Hari ini kami melihat sekaligus mengukur cerobong asap pabrik batu bata Batam Brick Works. Rencananya cerobong tersebut akan dijadikan koleksi Museum Batam Raja Ali Haji,” kata Zen
Lebih jauh diungkapkannya, Pabrik batu bata pertama di Batam ini didirikan oleh Raja Ali Kelana bersama seorang pengusaha kaya dari Singapura bernama Ong Sam Leong, sekitar tahun 1896 silam. Cerobong asap tersebut merupakan satu-satunya bangunan pabrik yang tersisa.
Menurut dia, dengan dilakukan pemindahan cerobong asap yang memiliki nilai histori itu menjadi koleksi museum, pengunjung akan mengetahui salah satu cagar budaya yakni Batam Brick Works.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin Disbudpar dalam upaya mencari dan mengembangkan Musuem Batam Raja Ali Haji,” ungkapnya
Bangunan cerobong itu bersusun batu bata Batam Brick Works. Selain cerobong itu terdapat juga bangunan lainnya yang masih tersisa menggunakan batu bata Batam Brick Works yakni perigi tua atau sumur berdiamter 1,6 meter yang terletak di Pulau Buluh, dan Komplek Makam Temenggung Abdul Jamal di Kecamatan Bulang.
Batu bata ini memiliki merek dagang BATAM yang ditulis dengan huruf kapital di bagian atas atau sampingnya. Di tangan Raja Ali Kelana Batam Brick Works bersinar dan mampu memproduksi 30.000 batu bata yang keras (hard burnt brick) per hari.
Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata menyampaikan survei dan rencana memindahkan cerobong asap pabrik batu bata Batam Brick Works ke Musuem Batam Raja Ali Haji sebagai upaya Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk melindungi salah satu cagar budaya di Kota Batam.
“Kita akan terus menambah koleksi Museum Batam Raja Ali Haji,” terangnya.
Diketahui, Museum Batam Raja Ali Haji sudah didaftarkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama 475 museum lainnya di Indonesia. Isi dari museum ini menampilkan sejarah peradaban Batam mulai dari Batam sejak zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, dan infrastruktur atau era Batam sekarang.