LINGGASATU.COM — Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kota Batam mengundang Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepri Chandra Ibrahim, SE dalam ngopi sore sembari berdiskusi santai ini Chandra diminta pandangannya terhadap pembangunan ekonomi Batam serta tukar fikiran dalam konteks kebangsaan dan keilmuan. Diskusi di salah satu Cafe yang ada di Batam tersebut berlangsung hangat dengan mendengarkan pemaparan dari Chandra Ibrahim yang belakangan namanya santer disebut sebagai salah satu sosok pemimpin muda masa depan Batam. Rabu (26/06/2019)
Dalam diskusi yang dikemas secara santai itu, Candra memaparkan salah satu konsen dia adalah memberikan perhatian lebih serius kepada potensi kaum milenial (kaum muda) Kota Batam.
“Ini potensi yang dahsyat. Saya perkirakan jumlah kaum muda di Batam antara 26 sampai 30 persen. Jika mereka diberdayakan, dirangkul, dan disentuh dengan bimbingan yang tepat, maka mereka bisa lebih berkontribusi. Dari catatan, baru 1 persen sumbangan kelompok usaha digital dan kreatif untuk ekonomi Batam,” jelas Candra, didampingi Ketua ICMI Batam Deddy Gustinandar dan Sekretais ICMI (moderator diskusi), Raden Dwi Wahyu Wijoyo, dan beberapa pengurus ICMI Batam.
Dalam pandangan dari kacamata Candra mantan ketua GP Ansor Kota Batam 2012 – 2016 ini, dari sektor pembangunan insfrastruktur di Batam memang sudah benar, dengan fokus mengejar perbaikan infrastruktur jalan, jembatan, dan penataan akses transportasi.
“Dengan infrastruktur yang semakin baik, jalanan yang semakin lebar, orang-orang akan senang ke Batam. Ini menunjang sektor pariwisata yang menjadi salah satu andalan ekonomi Batam di tengah kelesuan sektor lainnya,” kata Candra Ibrahim
Namun demikian, Candra yang juga Dewan Pengawas RS Embung Fatimah itu menyebutkan, potensi sektor wisata dan ekonomi kreatif sebetulnya bisa lebih ditingkatkan. Dalam industri wisata, dengan dua pendekatan yang harus difokuskan yakni how to package dan how to sale.
“Sebaik apapun potensi wisata kita, jika tak pandai mengemas (how to package), orang tak akan tertarik. Di sisi lain, secerdik apapun kita mengemas, jika tak pandai menjual (how to sale), ya hampir tak ada arti. Jadi, semua stake holders harus satu visi untuk wisata ini. Antara pemerintah dengan dewan, dan pelaku wisata, asosiasi, PHRI, Asita, travel, mesti duduk bersama. Juga soal anggaran. Bagaimana mau menjual jika anggaran promosinya kurang?” tanya Candra.
Untuk itu, tim Pemko Batam juga harus memperkuat tim lobi yang piawai melobi dewan untuk urusan anggaran promosi wisata ini. “Harus yang lentur. Bukan yang kaku. Kalau kaku berhadapan dengan dewan, atau pimpinan, ya sulit menggolkan anggaran promosi wisata,” ucap Wakil Sekretaris Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam itu.
Diskusi terus berkembang ke hal-hal yang lebih substantif. Para pengurus ICMI Batam yang banyak juga dari kalangan pelaku bisnis, terlihat antusias mendengarkan penjelasan Candra yang sudah mengabdi di dunia media selama 26 tahun itu. “Namun demikian, jika kelak saya ditakdirkan untuk menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah, tentu saja pikiran-pikiran saya ini harus menyesuaikan dengan pasangan di pilkada. Tidak bisa berdiri sendiri,” tambah Candra sambil tersenyum.
Usai diskusi, Ketua ICMI Deddy Gustinandar mengaku puas. “Diskusi menjadi semakin seru karena sesi ini ada seorang bintang tamu, yaitu Bang Candra Ibrahim, Ketua PWI Kepri, sahabat lama saya juga, yang juga Direktur Utama Batam Pos. Akhir-akhir ini nama Candra Ibrahim menjadi buah bibir di Kota Batam,” kata salah satu direktur di BP Batam itu.
Dia menyebutkan, tentunya ketertarikan ICMI Batam mengundang Candra untuk berdiskusi terkait dengan ada beberapa organisasi yang memperkenalkan Candra sebagai salah satu alternatif pemimpin masa depan di Batam, Kepri.
“Melihat fenomena tersebut, ICMI Batam merasa “penasaran” untuk bisa berdialog langsung dengan beliau. Dan ketika para pengurus ICMI Batam berdialog langsung, Bang Candra bercerita gamblang tentang sebuah visi pembangunan ekonomi kreatif yang ideal serta pembangunan sistem inkubasi UMKM yang seharusnya dikembangkan di Batam,” katanya.
Penguasaan konsep-konsep tersebut, kata Dendi, didukung dengan pengalaman Candra menjadi pemimpin di perusahaan media besar selama belasan tahun. Dan juga pengalaman di organisasi sosial yang membentuk pola pikir kreatifnya.
Perjalanannya sebagai wartawan juga menjadikan sosoknya “tahu sedikit tentang banyak hal” sebuah kebalikan dari spesialis yang “tahu banyak tentang sedikit hal”.
“Ya, pada akhirnya ICMI Batam berterimakasih atas sharingnya dan ternyata banyak talenta muda dalam leadership di Batam. Mereka pantas untuk diberikan kesempatan menyampaikan pandangannya untuk Batam,” kata Deddy.
Editor : Fikri
Penulis : Prasetya