Linggasatu.com | Nasional — Hebohnya pemberitaan tentang Ratna Serumpaet, dari tentang disebut bonyok dipukuli hingga sampai pengakuan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya, kehebohan terjadi dan dinikmati tak hanya dikalangan politikus tetapi juga merebak ke masyarakat.
Hal tersebut membuat Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Ma’mun Murod merasakan kejanggalan dari drama yang dilakoni oleh Ratna Sarumpaet. Dia menduga ada teori konspirasi di balik skandal kebohongan Ratna.
Menurut politisi PAN Ma’mun Murod ada lima poin dalam skandal tersebut yang menurut Ma’mun memberinya ruang untuk ragu, mulai dari operasi plastik hingga kemungkinan konspirasi untuk menjatuhkan koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pertama-tama, Ma’mun menyoroti operasi sedot lemak yang dilakukan oleh Ratna. Dia meyakini bahwa operasi itu menjadi hak Ratna, namun ia mempertanyakan apakah itu perlu untuk perempuan seusianya.
“Ratna ini umurnya sudah 70 tahun, masa masih sedot lemak, saya yakin tidak akan tambah cantik,” ujar Ma’mun dalam diskusi di bilangan Kramat, Jakarta Pusat, Kamis (4/10). Seperti dilansir CnnIndonesia
Selanjutnya yang menurut kaca mata Ma’mun keganjalan terlihat pada pihak rumah sakit yang tidak mencegah Ratna pulang dengan wajah yang tampak seperti lebam itu guna mencegah implikasi buruk bagi pasien.
Berikutnya kepolisian yang cepat dalam skandal ini masuk dalam kecurigaan Ma’mun selanjutnya. Ia merasa polisi mengusut skandal ini sangat cepat jika dibandingkan kasus-kasus lain yang hingga sekarang belum tuntas di tangan kepolisian.
“Kaya Novel Baswedan, kasus persekusi yang dilakukan kepada beberapa orang, Neno warisman, Fahri Hamzah, Tengku Zulkarnaen, itu kan dilaporkan juga tapi responsnya tidak ada sampai sekarang,” kata Ma’mun.
Kebingungan Ma’mun bertambah dengan pihak kepolisian ketika Ratna belum melaporkan kasusnya kepada polisi, namun aparat tak lama kemudian mengantongi data-data terkait.
Poin keempat yang membikin Ma’mun ragu ialah lamanya jeda antara tanggal operasi hingga Ratna mengklaim dirinya dianiaya sekelompok orang ke muka publik, termasuk kubu Prabowo. Padahal menurutnya dalam rentang waktu selama itu dia bisa berkata jujur kepada anaknya yang pertama kali mendengar kebohongan itu.
Pada akhirnya, yang membuat Ma’mun kian ragu adalah rekam jejak Ratna yang dahulu pernah mendukung Joko Widodo sewaktu Pilkada DKI Jakarta 2012 silam.
Ia tidak menampik bahwa pilihan politik orang dapat berubah seiring waktu berjalan. Namun Ma’mun yakin apa yang tak terbayangkan oleh orang awam dapat terjadi dalam skena politik, seperti halnya teori konspirasi.
“Iya, misalnya kok kemudian sekarang berubah, ini kan juga jadi persoalan,” tukas pria yang juga maju sebagai caleg DPR RI ini.
Terlepas dari skandal kebohongan Ratna, kata Ma’mun, Prabowo sendiri sudah meminta maaf kepada publik karena sebelumnya turut ikut menyebar kebohongan Ratna ke masyarakat.
“Saya di sini, atas nama pribadi dan sebagai pimpinan daripada tim kami, saya minta maaf kepada publik bahwa saya telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya,” ujar Prabowo dalam jumpa pers di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (3/10) malam.
Cawapres untuk Prabowo, Sandiaga Uno pun ikut menyesal termakan hoaks yang dibuat Ratna. Begitu pula dengan elite kubu oposisi yang sebelumnya berada satu tim pemenangan dengan Ratna.
(Sakti)