Linggasatu.com — Pemerintah berencana berdiskusi dengan Bursa Komoditas Shanghai dan Bursa Komoditas Singapura untuk meminta penjelasan terkait harga karet dunia yang dianggap mengalami anomali saat ini.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan saat ini produksi karet tidak mengalami kelebihan pasokan, sehingga harga acuan karet dunia seharusnya berada pada level normal. Namun kenyataan berkata sebaliknya. Menurut dia, harga karet justru terjungkal. Sesuai data Tokyo Commodity Exchange, harga karet dunia turun 16,27 persen tahun lalu.
Dilansir dari CNNIndonesia, Ia kemudian mengatakan harga karet saat ini ditentukan oleh dua bursa, yakni Bursa Komoditas Shanghai dan Bursa Komoditas Singapura.
“Pasti ini ada yang tidak beres (soal harga), sehingga sepertinya ini perlu dibicarakan dengan mereka (Bursa Shanghai dan Bursa Singapura),” jelas Darmin, Jumat (11/1).
Oleh karena harga yang tak wajar, ia menduga kedua bursa tersebut dipenuhi para spekulan. Menurut dia, seharusnya harga merupakan hasil mekanisme antara permintaan dan penawaran. Namun, kedua bursa komoditas itu dianggap tidak transparan ihwal pembentukan harga tersebut.
“Di sana ada banyak spekulan. Ini pastinya ada yang memainkan informasi, sehingga kami sudah lihat stoknya itu paling juga cukup untuk dua bulanan, tidak mesti menjatuhkan harga sejauh itu,” imbuh dia.
Rencananya, lanjut Darmin, pemerintah akan mengajak negara penghasil karet utama di dunia, yakni Thailand dan Malaysia, untuk membicarakan penurunan harga tersebut. Tak hanya itu, ia juga akan meminta penjelasan kedua bursa itu terkait pembentukan harga karet dunia selama ini.
Sebetulnya, pemerintah juga sudah mengajak Vietnam untuk bekerja sama. Hanya saja, negara di Semenanjung Indochina itu enggan menerima tawaran. Selain itu, Darmin juga belum tahu, kapan tiga negara ini akan berdiskusi dengan dua bursa komoditas tersebut.
“Kalau kita bergerak sendiri pun tidak bisa sehingga kami galang komunikasi dengan Thailand baik pemerintah dan asosiasi, begitu juga dengan Malaysia. Mereka sudah pada tahu yang sebenarnya, tapi kami perlu duduk bersama untuk kemudian mengambil langkah supaya mekanisme lebih benar,” pungkas Darmin.
Kementerian Pertanian melaporkan produksi karet Indonesia tercatat sebanyak 3,77 juta ton sepanjang tahun lalu. Angka ini meningkat 3,88 persen dibanding produksi tahun 2017 yang hanya sebesar 3,63 juta ton.
Editor : Fikri