KUTIPAN.CO – Kian serius akan masuk ke Indonesia untuk berinvestasi, Tesla perushaan asal Amerika Serikat (AS) bakal segera mengirimkan proposal secara resmi ke Pemerintah Indonesia.
Luhut Binsa Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Maritim membenarkan kabar tersebut, namun ia tidak dapat berbicara terlalu jauh sebab terikat Non Dislosure Agreement (NDA) atau perjanjian kerahasiaan.
“Yak, kita belum tahu berapa besarnya tapi yang kami tahu dan kami belum bisa men-disclose terlalu detail ke publik” kata Luhut dalam youtube IDX Channel, dikutip Kamis (4/2/2021)
Dibeberkan Luhut, ia sudah enam kali melakukan video call dan NDA sudah selesai ditandatangani, menurut Luhut dalam waktu dekat proposal dari Tesla akan diterima.
Sementara itu, Deputi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menyebutkan Tesla akan memasuki dua bagian Investasi di Indonesia, yakni pembuatan baterai dan energy storage system.
“Bisa dibilang untuk teknologi baterai, Tesla salah satu yang terbaik secara pribadi dibanding LG, CATL. Tesla teknologi baterainya selangkah lebih maju dalam coverage distanc, sekitar 650 Km sekali cas full,” ungkap Septian Hario
Sedangkan energy storage system adalah semacam giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga megawatt untuk stabilisator atau untuk pengganti sebagai pembangkit peaker.
“Ini yang juga mereka bicarakan. Mereka teknologi sangat advance di Australia, beberapa proyek sudah dilakukan dan sangat berhasil,” sebutnya.
Hingga kini, pemerintah masih menunggu proposal detil dari Tesla seperti apa. Meski sudah ada pembicaraan namun proposal juga penting dalam hal penawaran kerjasama.
“Kalau kami dari Pemerintah ingin hilirisasi dari industri baterai ada di Indonesia. Supply chain dari lithium baterai cukup panjang, nikel ore diekstrak nikel dan cobalt-nya dibuat prekursor ke katoda nanti dicampur anoda jadi baterai sel, baterai sel nanti dibangun jadi battery pack. Yang kita sampaikan ke LG, CATL dan ke Tesla bahwa paling tidak 70% dari nikel yang mereka peroleh di Indonesia itu harus diproduksi dalam bentuk battery pack, jadi bukan hanya bentuk prekursor atau katoda kemudian mereka ekspor,” katanya menjelaskan teknis.
Penulis : Kiky
Editor : Fikri
Source : CNBC