LINGGASATU.COM — Betapa sampah plastik yang dihasilkan Indonesia begitu banyak. Indonesia bahkan disebut-sebut sebagai salah satu kontributor terbesar sampah di lautan.
Dilansir Cnnindonesia, Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 64 juta ton sampah plastik dibuang setiap tahunnya. Sebanyak 24 persen di antaranya tidak terkelola dengan benar.
Angka itu membuat banyak pihak khawatir. Berbagai pihak mencari cara untuk mengatasi merebaknya sampah plastik. Pengusaha ritel modern, misalnya, yang memberlakukan program kantong plastik berbayar bagi para konsumen.
Atau, cara lain yang dilakukan Kertabumi Foundation, mengolah dan menjadikan plastik sebagai barang layak guna. Mereka menyulap sampah-sampah plastik yang seringkali dianggap tak bernilai menjadi sesuatu bernilai ekonomis tinggi. Mulai dari dompet koin, card holder, pouch, sabun, hingga travel bag.
“Saya sadar kalau milah sampah aja enggak cukup. Kan, konyol kalau kita udah milah sampah, eh terus nanti dibuang lagi,” ujar pendiri Kertabumi Foundation, Ikbal Alexander
Menurut Ikbal, penggunaan sampah plastik harus disetop, mulai dari individu, rumah, dan lingkungan. “Gimana caranya supaya sampah ini enggak sampai ke Bantargebang? Ya, kita olah jadi sesuatu yang berguna,” kata alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran ini.
Tak mengantongi ilmu dasar soal seni kriya tak menyurutkan Ikbal untuk melakukan perubahan pada dunia kecilnya. Ikbal mulai belajar secara otodidak sejak 2017 lalu melalui video-video kreasi daur ulang yang tersebar di dunia maya.
Awalnya, yang diajak hanyalah keluarga–sebagai lingkungan terkecil–untuk lebih cerdas mengolah sampah. Tahap selanjutnya adalah menggandeng anak-anak jalanan dan warga di perkampungan sekitar untuk bekerja di bawah Kertabumi Foundation sebagai perekacipta sampah plastik.
Editor : Rangga