LINGGASATU.COM — Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga kedatangan tamu dari tim Pansus DPRD Kepri, adapun agenda kedatangan tim Pansus yang diketuai oleh Burhanuddin bersama rombongan tersebut melakukan kunjungan kerja terkait Ranperda Bangunan Berciri Khas Melayu.
“Ada 7 orang tim pansus DPRD yang datang, dalam agenda kunjungan kerja Ranperda tentang Bangunan Berciri Khas Melayu,” kata Datuk Ishak, Ketua LAM Lingga, Rabu (19/06/2019)
Selain mengunjungi sejumlah tempat, tim Pansus juga mengajak pengurus LAM Lingga untuk berdiskusi dan meminta masukan guna penyempurnaan Ranperda tentang BBKM (Bangunan Berciri Khas Melayu), mengingat Kabupaten Lingga pernah menjadi menjadi pusat Imperium Kerajaan Melayu dan Bunda-nya Tanah Melayu.
Selain itu tim pansus juga mengunjungi Situs Tapak Istana Damnah, Replika Istana Damnah dan beberapa rumah lama milik masyarakat daik.
“Tim Pansus juga mengunjungi sejumlah tempat dan rumah masyarakat di Daik seperti rumah Datuk Laksemana, rumah almarhum Said Hamid dan rumah Tambi Abdurrahman,” ungkap Datuk Ishak.
Pada pertemuan dan diskusi yang dimoderatori oleh Datuk H. Nadar yang berlangsung di Balai Adat Lembaga Melayu (LAM) Lingga, Ketua Pansus Burharuddin bersama timnya disambut hangat oleh Ketua LAM Lingga.
Datok Ishak mengatakan Pansus meminta masukan kepada pengurus LAM Lingga untuk penyempurnaan Ranperda tentang BBKM.
“Mengingat Kabupaten Lingga pernah menjadi pusat Kerajaan Melayu, masukannya sangat kami perlukan sekali. Kami merasa sangat puas dan mendapatkan masukan yang sangat berarti malam ini,” ujar Burhanuddin selaku Ketua Tim Pansus
Kunjungan kerja yang telah berlangsung sejak tanggal 18 hingga 20 Juni 2019 ini juga mengunjungi Dabo Singkep dan melakukan pertemuan bersama pemuka masyarakat Dabo Singkep.
Salah seorang Pemrakarsa lahirnya Ranperda BKKM, Martin Baron menyampaikan harapannya agar Kepri punya bangunan khas. “Kita bisa lihat Jogja dan beberapa tempat lainnya, mereka sudah punya ciri khas,” jelas Martin.
“Harapannya Provinsi Kepri dengan mayoritas berpenduduk Melayu harus punya ciri khas bangunan, baik itu rumah maupun gedung perkantoran. Sehingga nilai-nilai pelestarian sejarah tetap terjaga,” tambahnya.
“Oleh karena itu, kita harus duduk semeja membicarakan dan membahas hal ini. Agar dengan terbitnya Perda BKKM akan semakin memperkuat jati diri ke-Melayuan kita di tengah pusaran kehidupan dunia,” kata Martin
Editor : Fikri
Penulis : Oni