KUTIPAN.CO – Anggota DPRD Kota Batam, Muhammad Rudi dan Harmidi Umar Husein bantah melontarkan kata-kata yang mengandung rasis dan memecah belah persatuan, terkait tudingan adanya dugaan rasisme yang terjadi pada tanggal 2 Maret 2021 kemarin.
“Saya kebetulan sedang di Jakarta jadi tidak ada di lokasi. Waktu Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar beberapa waktu lalu kita juga sudah melihat semua videonya jelas terlihat adanya pemukulan terhadap warga pada saat kericuhan antara pekerja dan warga sekitar pembangunan proyek SUTT 150 KV PLN Batam,” ujar Rudi didampingi Wakil Ketua Himpunan Keluarga Alor (Himka) Kota Batam Abdul Mannan Kari, di Batam Centre, Rabu (10/3/2021).
DPRD Lingga Gelar Paripurna Penetapan Kepala Daerah 2021-2024
“Supaya jangan ada lagi pemukulan dan kita ingin semuanya damai tidak ada keributan lagi, maka diberhentikan dulu proyek tersebut untuk sementara sambil menunggu keputusan dari Pengadilan. Inilah harapan kita, sebenarnya tidak ada yang rasisme. Saya menghimbau kepada masyarakat Batam untuk tetap kondusif menjaga agar Batam ini benar-benar bagus semuanya, karena di Batam berbagai macam suku yang ada,” ucap Rudi.
Sementara itu, Wakil Ketua Himpunan Keluarga Alor (Himka) Kota Batam Abdul Mannan Kari, menyampaikan, bahwa dalam permasalahan ini tidak ada sama sekali kata-kata yang mengandung unsur rasis yang bertujuan memecah belah.
“Selama ini saya selaku Wakil Ketua Alor selalu melihat dan memantau gerakan beliau terhadap masyarakat, kami merasa risih dengan pemberitaan yang telah beredar luas,” ujar Abdul Mannan.
Pihaknya juga memantau ke lokasi, tidak ada bahasa-bahasa rasis yang dilontarkan Muhammad Rudi pada saat peristiwa itu terjadi.
“Hari ini karena kami khawatir jangan sampai ada gerakan yang membuat beliau tidak semangat menyuarakan aspirasi, dari pagi kami ikuti beliau.” katanya
Abdul Mannan berharap kalau seandainya ada pihak yang mengeluarkan kata-kata seperti itu, cari oknumnya jangan tokoh Dewannya yang dibawa bawa namanya dalam permasalahan ini.
“Kami tampil bukan karena membela Muhammad Rudi, dipemikiran kami tidak percaya karena kami sudah mencari tau di lapangan. Kami berharap semua elemen yang ada untuk tetap menjaga hubungan baik,” ungkapnya.
Sementara upaya mediasi antara kedua belah pihak tengah diupayakan dan hal itu merupakan satu skala prioritas utama untuk menjaga Batam agar tetap kondusif.
Menanggapi hal tersebut, Harmidi Umar Husein mengaku sudah 30 tahun di Batam dan sudah menjadi anggota DPRD Kota Batam lebih kurang 6 tahun.
“Berarti saya sangat dungu dan sangat bodoh kalau ada saya mengucapkan hal-hal itu. Otak saya mau tarok dimana, mohon maaf bahasa saya. Sedangkan saudara saya banyak dari suku Flores kan tidak mungkin saya ngomong seperti itu,” tegas Harmidi.
Pemko dan DPRD Batam Sepakati Dua OPD Berganti Nama
“Jadi, saya mohon maaf mungkin kawan-kawan di lapangan salah duga, saya merasa tidak pernah mengatakan seperti itu,” sambungnya
Harmadi meminta, seandainya memang ada ucapan seperti itu, siapa orangnya tunjukkan buktinya, ini sama halnya dengan provokator masalah rasis ini membahayakan ada pidananya.
“Walaupun saya khilaf, saya sadar tidak mungkin saya berkata seperti itu, mendengar katanya saja saya takut apalagi mengucapkan seperti itu. Dampaknya negatif sangat tinggi tidak mungkin saya berkata seperti itu,” ucap Harmidi.
Harmidi menambahkan, mengenai pembuatan LP di Polsek Batam Kota waktu itu ia di telpon salah satu warga Bandara Mas, mungkin kehadirannya di sana dinilai interpensi.
“Kebetulan warga Bandara Mas yang dipukul orang Sumatera Selatan Paguyuban IKBSS namun siapa pun warga yang mengadu dan melapor ke kita, suku mana pun namanya Anggota Dewan ya kita tanggapi,” katanya
Lebih jauh Harmadi mengatakan, ia menjadi anggota dewan dipilih oleh banyak orang bukan hanya satu kelompok atau suku saja.
“Yang memilih saya bukan suku saya saja banyak suku lain, jadi saya tidak ada memperjuangkan suku. Inilah tanggung jawab dan resiko saya selaku Anggota Dewan,” imbuhnya
Harapannya terkait masalah pemasangan SUTT tinggal komunikasi pihak Bright PLN dengan warga masing-masing diwilayah yang terkena dampaknya dan sesuai aturan saja, Harmadi mengaku sangat mendukung untuk kepentingan bersama apalagi terkait masalah listrik.
Reporter : Yuyun
Editor : Fikri