Linggasatu.com – Legiman, si pengemis di Pati, bikin geger karena punya aset lebih dari Rp 1 miliar. Wakil rakyat memandang ini ironis.
“Fenomena pengemis tajir tentu sangat ironis,” kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR yang membidangi sosial, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Rabu (16/1/2019).
Ace mengakui memang setiap individu memiliki rezeki masing-masing. Namun Ace memandang cara Legiman memperkaya diri dengan mengemis seharusnya tidak boleh terjadi.
“Namun mengais rezeki dengan meminta-minta lalu dengan begitu dia memiliki aset properti yang banyak, seharusnya tak boleh terjadi. Hanya dengan bermodalkan minta-minta dia punya banyak harta,” ucap Ace.
- PT Jasa Raharja Gelar Mudik Aman Sampai Tujuan 2025, Tak Hanya Gratis, tapi Juga Nyaman dan Berkeselamatan
- Program Inisiatif, Wujudkan Kepedulian Sosial Melalui ‘Satu Polisi Satu Perbuatan Baik’
- Keamanan Mudik 2025, Polres Lingga Lakukan Sosialisasi dan Edukasi Kepada Masyarakat
- Gugur dalam betugas, Polri Lakukan Salat Gaib untuk Tiga Anggota Bertugas di Way Kanan
- Pengangkatan CPNS pada Juni dan PPPK pada Oktober 2025, Berikut instruksi Presiden
Seperti diberitakan sebelumnya,
Legiman tertangkap dalam operasi pengemis, gelandangan, dan orang telantar (PGOT) yang digelar oleh Satpol PP Kabupaten Pati. Saat didesak petugas, Legiman juga mengaku memiliki rekening tabungan senilai Rp 900 juta, aset berupa rumah senilai Rp 275 juta, dan tanah senilai Rp 250 juta.
Kepada petugas, Legiman mengaku sehari bisa mengantongi duit Rp 1 juta. Aset properti Legiman pun disebut bertebaran. Bagi Ace, ini ironi.
Ace mengatakan Legiman memang tak melanggar hukum apa pun karena mengemis. Meski demikian, Ketua DPP Partai Golkar itu memandang Legiman seharusnya dibina agar tidak lagi mengemis.
“Sebetulnya, jika yang bersangkutan ditangkap, secara hukum tidak ada yang dilanggar. Tidak ada delik hukum yang dapat menjerat dia. Tapi seharusnya dia diberi pembinaan agar bekerja dengan aset yang dimilikinya untuk pada pekerjaan yang selayaknya dan lebih terhormat. Bukankah dalam agama dikatakan ‘tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah’,” sebut Ace.
“Selain itu, saya kira diimbau kepada masyarakat untuk tidak memberikan sedekah atau pemberian kepada para pengemis yang masih terlihat produktif, sehat, dan muda. Lebih baik disalurkan kepada individu yang membutuhkan atau lembaga filantropi yang kredibel dan dapat dipercaya,” imbuh Ace.
Editor : Sakti