KUTIPAN.CO – Masyarakat Temanggung sebagian besar bekerja sebagai petani memiliki tradisi unik setiap panen tembakau yang disebut dengan tradisi Jimpitan Tembakau.
Petani tembakau yang ada di Temanggung tetap hidup sederhana dan dikenal memiliki kekerabatan yang kental. Rasa kekeluargaan yang tinggi, hidup rukun dan gotong royong menjadi ciri khas gaya hidup masyarakat Temanggung. Pertanian Tembakau mampu mengubah hidup petani di Desa Legoksari menjadi sejahtera.
Tembakau membawa dampak dan keberkahan ekonomi yang luar bagi petani tembakau di Temanggung hingga kehidupan mereka sejahtera. Potret kehidupan petani tembakau di temanggung menarik dan unik.
Mereka hidup kecukupan dari hasil pertanian tembakau dan dari hasil panen tembakau petani Temanggung mampu membeli barang-barang mewah untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari
Sisi lain dari pertanian tembakau di Desa Legoksari juga berdampak luar biasa bagi pembangunan ekonomi desa ini. Saat panen hasil pertanian tembakau begitu melimpah dan selama ini penggerak pembangunan ekonomi di desa Legoksari berasal dari pertanian tembakau
Mengenal Tradisi Jimpitan Tembakau, Jimpitan merupakan kebiasaan petani di Desa Legoksari setelah panen tembakau menyisihkan 2,5 % dari hasil panen untuk pembangunan desa baik fisik maupun non fisik.
Tradisi jimpitan khas Desa Legoksari berasal dari iuran kurang lebih 400 petani tembakau, tradisi jimpitan yang diadakan oleh petani Desa Legoksari tidak dikelola secara kelompok melainkan dikelola oleh suatu lembaga yang disebut Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD).
Lembaga ini yang mengurus hasil iuran jimpitan yang anggotanya terdiri dari para petani tembakau dari Desa Legoksari.
Iuran yang dari anggota petani tembakau in digunakan untuk pembangunan ekonomi Desa Legoksari. Dari mulai operasional desa, membayar guru TK, perbaikan jalan dan pertanian, sampai upacara adat hingga kegiatan kepemudaan.
Awalnya iuran jimpitan tersebut untuk kepentingan desa, tetapi akhirnya jimpitan yang diadakan sudah sejak tahun 1970 tersebut menjadi sumber pendapatan utama desa.
Pendapatan ekonomi masyarakat Temanggung yang tinggi saat panen tembakau tiba mampu menggerakan ekonomi di wilayah ini. Ketika petani tembakau mengalami kegagalan panen pun petani di wilayah Temanggung ini tetap bisa bertanam tembakau.
Saat gagal panen tembakau petani di Desa Legoksari tidak membuat mereka patah semangat untuk berbagi dengan sesama. Hal ini terlihat dari kemampuan penduduk setempat mengumpulkan uang jimpitan 100 juta rupiah per tahun. Uang 100 juta rupiah tersebut berasal dari hasil iuran jimpitan.
Rasa solidaritas dan sosial yang tinggi mereka tunjukkan dengan membangun mushola, masjid, kantor desa, bahkan mereka juga membangun tempat pendidikan Al-Qur’an hingga membantu renovasi gedung SD Legoksari.
Iuran jimpitan petani tembakau mampu menjadi dana cadangan desa. Hampir 40% dana jimpitan telah dimanfaatkan untuk pembangunan Desa Legoksari disaat dana desa belum turun.
Luar biasa bukan ?!